Rabu, 11 Agustus 2010

Misteri Hujan Berwarna Merah di India

Sebenernya ini berita udah lama, tahun 2009 yang lalu. Di India pernah terjadi sebuah hujan yang cukup aneh dan mengejutkan para ilmuwan. Hujan tersebut berwarna merah. Pada awalnya memang para ilmuwan tidak terkejut dengan yang terjadi karena mereka mengira bahwa warna merah tersebut disebabkan oleh pasir gurun. Namun, rasa kaget mereka baru muncul setelah mereka menemukan bahwa unsur merah yang ada dalam air hujan tersebut adalah sel hidup, dan lebih mengejutkannya lagi adalah sel yang bukan berasal dari bumi! Nah lho…… kalo begitu dari mana???
Sebelum melanjutkan pembahasan, kita lihat dulu gambar sel tersebut!

 
Sekitar 500.000 meter kubik air hujan jatuh di India, yang pertama jatuh di distrik Kottayam dan Idduki di wilayah selatan India. Bahkan konon katanya bukan hanya berwarna merah, pada 10 hari pertama hujan tersebut dikabarkan berwarna kuning, hijau, dan bahkan hitam. Setelah 10 hari, intensitas hujan mereda hingga September.
Hujan tersebut ternyata turun tidak di semua wilayah, terbatas hanya di wilayah tertentu dan lamanya rata-rata sekitar 20 menit. Para penduduk yang kebagian hujan tersebut menemukan baju-baju mereka yang sedang dijemur berubah warna menjadi merah seperti darah. Dikatakan juga bahwa sebelum hujan turun, terdengar bunyi ledakan dan terlihat adanya cahaya. Mereka mempercayai itu sebagai ledakan meteor.
Kemudian pemerintah India segera mengambil tindakan untuk meneliti air hujan tersebut. Diantara para ilmuwan yang meneliti adalah Godfrey Louis dan Santosh Kumara dari Universitas Mahatma Gandhi.
Dalam penelitian tersebut mereka mengumpulkan lebih dari 120 laporan dari penduduk setempat dan mengumpulkan sampel air hujan merah dari wilayah sepanjang 100 Km.
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, alasan dilakukannya penelitian ini adalah ditemukannya sel hidup dalam unsur merah yang terdapat pada air hujan tersebut. Sebelumnya juga pernah terjadi pada tahun 1968, Inggris diguyur hujan berwarna merah, namun warna merah saat itu berasal dari butiran pasir dari Arab yang mungkin terbawa oleh angin.
Komposisi sel yang terdapat pada air hujan tersebut terdiri dari 50% karbon, 45% oksigen, dan 5% unsur lain seperti besi dan sodium, konsisten dengan komponen sel biologi lainnya, dan sel itu juga membelah diri. Sel tersebut memiliki diameter antara 3-10 mikrometer dengan dinding sel yang tebal dan memiliki variasi nanostruktur di dalam membrannya. Hanya saja tidak ada Nuckleus yang terindentifikasi. Dalam setiap meter kubik sampel yang diambil, terdapat 100 gram unsur merah.
Pernyataan bahwa sel merah tersebut merupakan sel hidup juga datang dari Universitas Sheffield, Inggris. Seorang ahli mikrobiologis bernama Milton Wainwright juga mengkonfirmasi bahwa sel merah tersebut adalah sel hidup. Ia menyatakan ini karena ia berhasil menemukan adanya DNA dari unsur sel tersebut walaupun saat itu ia belum berhasil mengekstraknya.
Karena partikel merah tersebut adalah sel hidup, maka para ilmuwan mengajukan teori bahwa sel merah tersebut adalah darah. Mereka beranggapan bahwa ledakan batu meteor tersebut membantai para sekelompok kelelawar di udara, namun teori ini ditolak karena tidak adanya bukti-bukti yang mendukung seperti adanya potongan sayap kelelawar dan sebagainya yang jatuh ke bumi.
Dengan menghubungkan antara suara ledakan dan cahaya yang mendahului hujan tersebut, Louis mengemukakan teori bahwa sel-sel merah tersebut adalah makhluk ekstra-terestrial. Ia menyimpulkan bahwa materi merah tersebut datang dari sebuah komet yang memasuki atmosfir bumi dan meledak di atas langit India.
Sebuah studi yang dilakukan oleh mahasiswa doktoral dari Universitas Queen, Irlandia yang bernama Pattrick McCafferty menemukan catatan sejarah yang menghubungkan hujan berwarna dan ledakan meteor.
Ia menganalisa 80 laporan mengenai hujan berwarna, 20 laporan air berubah menjadi darah, dan 68 contoh fenomena mirip seperti hujan hitam, hujan susu atau madu yang turun dari langit.
36% dari contoh tersebut ternyata terhubung dengan aktivitas meteor atau komet. Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi mulai dari Romawi Kuno, Irlandia dan Inggris abad pertengahan dan bahkan California abad ke-19.
Kesimpulannya sekarang adalah apakah hujan merah tersebut berasal dari luar bumi? Sebagian ilmuwan yang skeptis serta merta menolak teori ini. Namun sebagian ilmuwan yang lain yang belum menemukan jawabannya, mereka menengok kembali kepada sebuah teori usang yang diajukan oleh seorang ahli fisika Sir Fred Hoyle dan Dr Chandra Wickramasinghe, teori yang disebut panspermia, yaitu sebuah teori yang mengatakan bahwa kehidupan di bumi ini berasal dari luar angkasa.
Menurut kedua ilmuwan tersebut pada mulanya di luar angkasa terdapat awan gas antar bintang yang mengandung bakteri. Ketika awan tersebut mengerut karena gravitasi  untuk membentuk sistem bintang, bakteri yang ada di dalamnya tetap bertahan hidup di dalam komet. Ketika komet itu terkena sinar matahari, panas matahari mencairkan permukaan es pada komet, bakteri-bakteri tersebut lolos dan tersapu ke planet-planet terdekat.
wallahua’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails